Ada yang berbeda di Restoran Festival Kuliner di Jalan Dipati Ukur No 63. Biasanya, interior restoran steak hanya berupa bangku atau kursi disertai meja-meja di dalam ruangan. Namun apakah anda pernah mencoba makan steak sambil lesehan di depan taman ibarat makan di restoran sunda?
"Ini memang yang menjadi andalan kami. Sejak awal, manajemen pusat memang ingin membangun sebuah restoran steak di Bandung, dengan ciri khas Bandung pula," ujar Benny Tri Nugroho (24), Supervisor Restoran Festival Kuliner, kepada detikbandung, Rabu (7/7/2010).
Baru berdiri Mei 2010, Festival Kuliner di Bandung merupakan gerai ketiga setelah Kota Yogyakarta dan Semarang. Meskipun sudah membuka beberapa gerai di luar kota, namun Benny mengakui bahwa konsep restoran indoor dan dipadukan dengan outdoor seperti di Bandung merupakan hal baru. Sebab, di kedua kota sebelumnya masih berkonsep indoor.
"Bisa dibilang ini merupakan eksperimen yang berhasil," cuap Benny. "Lihat aja, semua orang yang datang langsung nanyanya ada tempat kosong gak di belakang (lesehan)?"
Alhasil, restoran yang sejatinya berkapasitas 39 kursi, sering terlihat kosong. Pengunjung lebih memilih masuk ke belakang, yaitu tempat lesehan. Padahal, meja lesehan yang disediakan restoran hanya delapan meja, yang kapasitas tiap mejanya kira-kira enam orang.
"Pernah ada hal lucu, waktu itu ada rombongan datang, tidak cukup tempat, mereka malah minta tikar demi makan di taman belakang. Wah, kita minta maaf kalau tidak bisa memberi tikar," celoteh Benny.
Pengunjung memang mengakui kalau adanya tempat lesehan outdoor sangat nyaman. Ditambah dengan kondisi udara Bandung yang sejuk, membuat mereka betah berlama-lama di sana.
"Di sini tempatnya memang nyaman, enak. Makanannya juga murah. Cuman kerasa ada yang kurang, kurang rame aja, coba ada kolam atau air mancur gitu, pasti lebih asik," ungkap Catherine Adrianti (22), seorang pengunjung yang mengaku sudah sekitar 5 kali datang ke sini.
Untuk soal menu, Festival Kuliner sama saja dengan Warung Steak and Shake. "Menu semua Warung Steak and Shake kompakan. Sama semua. Kecuali di sini ada tambahan dari BeBaQaran, karena memang festival kuliner itu dibuat untuk menyatukan antara restoran yang menjual steak, dan restoran yang menjual berbagai hidangan bakar," jelasnya.
Harga yang dipatok juga tidak mahal karena Benny mengakui kalau segmentasi pasarnya adalah kalangan menengah ke bawah. Contohnya, steak dihargai rata-rata Rp 15 ribu dan minuman dihargai rata-rata Rp 6 ribu.
Menu jagoan di restoran ini adalah Fish in the Basket dan Chicken in the Basket, berupa paket nasi, ikan gurame bakar (Fish), ayam bakar (chicken), cumi bakar pedas 1 tusuk, udang bakar 1 tusuk, ikan asin, tahu, beserta lalapan dan sambalnya yang disajikan dalam piring menyerupai keranjang. Mirip seperti paket nasi timbel kalau di restoran sunda. Harganya, Rp 18 ribu untuk paket ikan, Rp 19 ribu untuk paket ayam.
Restoran ini buka pukul 12.00 hingga 22.00 WIB. Pengecualian hari Jum'at yang buka pukul 13.00 WIB alias setelah Sholat Jum'at. (ditta aditya pratama - bandung detik)
Lihat juga : sour sally, hanamasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar